RSS

Ketulusan Icha

CERPEN


Ketulusan Icha
Author          : Ninunz_4ever10
Cast                : Icha
                          Ani
                          Rianna
                          Mama
                          Devan
                          Faris
Genre            : Romance and Friendship
Type               : Oneshoot

                Suara itu mengganggu mimpiku yang masih sepenggal cerita. Sungguh menjengkelkan. “Kak… kak Icha, bangun!!! Hoiii udah subuh!” Itulah kegiatan rutin adikku Ani. Dia memang cerewet tapi aku beruntung karena suara merdunya bagaikan alarm superior tanpa baterai yang gak akan berhenti bordering sampai aku beranjak dari kasur kesayanganku.
“Iya, aku udah bangun adikku sayang.” Hari ini rasanya susah sekali bangun, tapi kupaksakan diriku agar adikku merasa puas.
“Ayo kak, ini udah jam 05.01. Kakak kan belum sholat subuh, belum mandi, belum bersih-bersih, ngerapiin segala macam. Durasi kak, hari ini kita udah masuk sekolah! Cepet, kenapa!?” Celoteh Ani menggebu-gebu. Mungkin aku tidak kuat untuk menjawab ceramahnya  di pagi hari. Dengan anggukan tanda mengerti langsung aku lakukan yang menjadi kewajibanku.
***
            “Teettt….teeetttt”, Bel sekolah berdering menggema. “Cha… Icha lari! Lari! Cepet!!” Rianna berteriak-teriak di depan kelas, karena ia khawatir aku tidak kebagian pagar. Dan ini pertama kalinya aku berlari-lari hanya untuk mendapatkan celah kecil untuk kumasuki sebelum pagar  tertutup total. Wuush, aku berhasil memasukinya bagaikan Ninja warior (hheehe). “Heh,,,heh,,,heehh,,,” Nafasku terengah-engah. “gila Cha,,, kamu hebat banget. Haha ini baru pertama kalinya aku melihat seorang Icha hampir aja telat.” Rianna terbahak-bahak  seakan ada yang lucu dari diriku. “Sssttt,,,udahlah sekali-sekali kan nggak apa telat dikit. Ya udah masuk yuk.” Jawabku enteng. Hari pertama masuk sekolah di semester dan di tahun baru. Harapanku hanyalah, semoga semester yang disambut dengan tahun baru ini nggak membosankan.
***
Semakin hari kegiatan sekolahku semakin memadat. Sementara aku muali disibukkan oleh kegiatan itu, aku sampai lupa ada seseorang yang telah kulupakan, yaitu Ani. Akhir-akhir ini dia jarang menampakkan alarmnya, karena biasanya walaupun aku sudah bangun dia tetap menuju kamarku. “Ma, Ani kenapa ya? Kok akhir-akhir ini dia jarang membangunkanku, bahkan kami juga jarang bertemu padahal serumah.” Tanyaku pada mama. Aku merasa, apa karena aku terlalu sibuk dengan urusanku, hingga dia merasa jauh dan marah padaku? “Baru kali ini mama melihat kamu mengkjawatirkan Ani.” Canda Mama. “Aakkhh, mama aku serius. Aku takut apa jangan-jangan dia marah padaku?” “Mama rasa Ani gak marah sama kamu. Mungkin dia juga lagi ada kegiatan disekolah, sudahlah Cha kamu gak usah mikir aneh aneh ya.” Mama mencoba menenangkanku.
***
“Cha, kamu gak apa-apa kan? Aku lihat akhir-akhir ini kamu kayak ada masalah. Nggak mau bagi-bagi dikit ke aku?” Rianna penasaran melihatku yang jadi sering melamun di kelas. “Aku cuman bingung aja Rin, soalnya akhir-akhir ini Ani jadi kayak menjauh dari aku. Ada apa ya kira-kira?” Tanyaku kebingungan.
“Yaelah jadi itu masalahnya. Ehm, kalau menurut pengalamanku nie ya, biasanya kalau yang kayak gitu tanda-tanda FALL IN LOVE.” Rianna memang orang yang paling mengerti tentang hal seperti itu, dan setidaknya aku merasa lebih tenang dan lega. “Oh, iya Cha aku baru inget, kamu udah ketemu Faris belum minggu-minggu ini?” Faris. Iya, akhir-akhir ini aku sedikit melupakannya. Dia adalah orang yang kusukai disekolah. Mungkin aku mulai menyukainya sejak MOS. Dan di semester ke 2 ini aku berhasil sekelas dengannya. Selain pandai, dia juga baik hati, aktif, rajin dan ganteng. Hehe… “Ya ampun Rin aku sampai lupa, padahal cuman dia yang bisa nyenengin hatiku kalau lagi galau pas di sekolah.” Kataku dengan sedikit mengeluh sambil tolah-toleh mencari Faris.
Akhir-akhir ini sepertinya Faris juga sering menghilang, aku hanya bisa melihatnya saat pelajaran saja. Aku sempat berfikir andai dia tahu perasaanku kepadanya dan aku berani mengungkapkannya. Tapi itu tidak mungkin kulakukan. Ya Tuhan, apa yang terjadi sebenarnya.
***

Semakin hari mereka semakin jauh dari pandanganku, kecuali Rianna dan sobatku sejak kecil yaitu Devan . Hanya mereka yang dapat mengerti dan selalu menemaniku. Setiap hari pertanyaan tentang Ani yang menjauh dan Faris yang sering menghilang , belum bisa terjawab. Tetapi  Devan mengejutkanku tentang perasaannya. Dia menyukaiku lebih dari sahabat dan ia berharap aku juga memiliki perasaan yang sama denggannya. “Gimana Cha, kamu belum jawab pertanyaanku?” Tanya Devan dengan ekspresi tegang. “Maafin aku Van, aku belum bias menganggap kamu lebih.” Entah kenapa aku ingin menangis saat mengatakan penolakanku secara tidak langsung. Aku tidak tega dengan Devan, dialah orang yang dekat denganku nomer ke 3 setelah Papa, Mama, dan Rianna. Karena yang pertama adalah dekat dengan ALLAH SWT. Tapi aku tidak bias bohong tentang perasaanku yang sesungguhnya.
***
“Kriing… Krriiiinnnggg” suara handphone yang tiba-tiba bergetar di meja belajarku. Dengan kecepatan kilat aku meraihnya, ternyata Si Rianna menelfonku. “Assalamualikum, Cha cepet ke taman depan TK, aku tunggu. Penting!!!” Rianna nyerocos saat aku mengangkat telefon darinya. “kenapa? Ada apa sih Rin? Kalau ngomong pelan-pelan.” Ungkapku santai. “Nggak, nggak bias Cha kamu harus kesini, soalnya ini menyangkut Ani dan Faris.” Rianna akhirnya mengatakan apa yang terjadi. Dan tanpa pikir panjang aku langsung ke taman.
Sungguh diluar angan-anganku dan aku tidak pernah berfikir tentang ini. Ani ternyata benar-benar sedang FALL IN LOVE. Tapi orang yang kami sukai sama yaitu Faris. Aku benar-benar shock saat melihat kenyataan yang ada di depan mataku. Yang tidak sama dari kami adalah seorang Icha yang tidak akan pernah bisa mendapatkan Faris, sedangkan Ani gadis yang telah beruntung dapat meluluhkan hati Faris. Air mataku nggak bisa lagi kutahan, dan terus keluar tanpa kuketahui. Aku tidak menyangka ternyata Ani adikku sendiri yang membuat hatiku sesakit ini, menusukku dari dari belakang.
Dua minggu aku berfikir keras dan berusaha menerima kenyataan. “Mungkin ini salahku bukan salah Ani ataupun Faris, karena aku tidak pernah bercerita pada Ani tentangnya. Kenapa bodoh sekali diriku ini.” Gumamku dalam hati. Aku memang sudah keterlaluan, disaat Ani mulai mendekat, aku malah yang menjauhinya.
“Kak… kak Icha! Kakak nggak pengen jalan-jalan cari angin? Mumpung masih pagi.” Ani mulai memanggilku lagi dari balik pintu kamarku. Rasanya pengen acuh, tapi dia adikku. Aku nggak boleh egois. Akhirnya kami jalan-jalan pagi bersama. Saat itulah aku mulai sadar bahwa cinta tidak harus memiliki. Mendengar cerita Ani tentang Faris hatiku justru ikut bahagia. Dan semakin lama hubungan mereka semakin dekat, bahkan Ani sering mengajakku keluar bersama Faris. Dan tentunya aku nggak jadi obat nyamuk, karena ada Devan yang menemaniku juga.
“KETULUSAN” itu benar adanya. Hanay ketulusanlah yang dapat mengerti dan menyelesaikan semua ini. Mungkin bukanlah Faris, karena aku punya Devan yang setia menungguku. Tuhan memang Maha Adil dan Tuhanlah yang membariku Devan untuk mengisi hidupku yang sepi. Dan sekarang aku akan mulai belajar mencintainya dan melupakan Faris.
Rianna, Icha, dan Devan Sahabat selamanya.

TAMAT

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar