RSS

Cerita Narasi

Hari-Hari
Beberapa minggu lalu, tak dapat kubayangkan tapi tak mungkin aku melupakannya, pengalaman berharga dalam hidupku.
Senin malamaku merasa sudah kehilangan akal sehat, karena seluruh uangku hilang beserta uang kas kelas yang selalu terselip rapi di dua dompet yang berbeda. Aku bertanya kepada teman-teman sekamarku di asrama, akan tetapi sia-sia saja, karena mereka tidak megetahui keberadaan keduanya. Namun, ada sesuatu hal yang tidak aku ketahui, yaitu kejutan. Aku ingat bahwa hari itu adalah ulang tahunku, dan akhirnya aku sadar bahwa teman-teman sedang berankting untuk mengerjaiku. Dan ternyata benar, penderitaanku berlanjut hingga pagi hari. Saat aku mulai membuka mata, aku melihat ada sesuatu yang bisa membuat kalian ingin muntah di atas, dan disamping tempat tidurku, jika kalian juga melihatnya. Aku memang merasa senang, sedih, terharu, kacau, bahkan ingin pingsan karena hal itu. 
Teman-teman baruku disini ternyata tidak seperti yang kubayangkan. Dulunya kukira mereka pendiam, jaim, jutek, bahkan judes. Tapi ternyata semua itu salah. Mereka justru sangat baik dan perhatian.

Hari-hari terus berlalu. keluh kesah, senang susah selalu datang menghampiri hari-hariku. Hingga suatu hari tiba-tiba kakak kelas yang sekamar dengan teman-teman dan aku terlihat marah. Dia sering keluar kamar, dan tidak mau bicara. Bahkan saat jam belajar hingga tidur aku tidak melihatnya di dalam kamar. Hal itu membuatku dan teman-teman merasa bersalah, tetapi kami tidak tahu apa salah kami. Aku hanya berdo'a semoga kakak itu tidak marah dan menganggap mungkin minggu ini adalah minggu terburuk dan yakin bahwa minggu depan akan seribu kali lebih baik.

Ternyata benar, Tuhan memang Maha Adil dan Maha Mendengar. Dia mengabulkan do'aku dan membantuku memecahkan permasalahan ini. Tepatnya hari sabtu saat suasana ramai siswa asrama yang berkemas hendak pulang ke rumah masing-masing. salah satu temanku tak sengaja menemukan selembar kertas yang menurutku isinya adalah nasehat dari kakak kelas itu, bahwa ia tidak marah, tetapi hanya meminta kami menjadi anak-anak yang lebih disiplin dan bertanggung jawab.

Aku sangat lega dan mulai berfikir tentang kelakuanku selama ini yang bisa dibilang masih liar. Aku sadar bahwa semua hal ini terjadi karena salahku. Memperbaiki dan belajar menjadi seorang anak yang disiplin adalah kewajibanku yang harus segera kubuktikan. Akhirnya semua kembali pada keadaan semula. Kakak itu mulai berbicara denganku, dan bercanda bersama lagi. 

Candaan itu membuatku sadar bahwa setiap orang yang melihat kita akan selalu menilai gerak-gerik yang kita perbuat. Jadi, kita harus menjaga tingkah laku kita, dan menjunjung tinggi sopan santun. ^_^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar